Tari Kanjar atau Kakanjaran, Tarian Tradisional Dari Kalimantan Selatan
Loading...
Tari Kanjar atau Kakanjaran merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Hulu Sungai Selatan (HSS), Provinsi Kalimantan Selatan. Tarian ini merupakan tarian hiburan adat untuk suku Dayak yang menganut kepercayaan Kaharingan peninggalan leluhur mereka. Setiap penghuni Balai sejak kecil sampai dewasa terkecuali usia lanjut sudah dibebani oleh keahlian tari Kakanjaran.
Tari Kakanjaran biasanya akan digelar di dalam selamatan banih ringan dan banih barat. Banih ringan sendiri merupakan padi yang baru dipanen dikelompok persawahan dengan curah hujan yang sedikit. Banih ringan adalah jenis padi yang dapat dengan cepat dipanen. Areal ladang untuk tempat menanam banih ringan ini umumnya tidak terlalu jauh dari lokasi Balai. Tanah huma tugal berpindah ini biasanya bisa ditanami oleh padi 5 tahun sekali atau lebih cepat lagi serta hasil panennya juga tidak seberapa. Banih ringan yang telah dipanen tersebut adalah untuk persediaan cadangan jangka pendek oleh para penduduk Balai.
Sedangkan untuk banih barat adalah padi tunggal pada tanah pegunungan yang umumnya dapat memakan waktu 7 hingga 10 tahun sekali digarap untuk ditanami padi. Pekerjaan ini dibutuhkan kerjasama dan tanggung jawab yang sangat besar untuk seluruh para penduduk Balai. Hasil huma banih barat umumnya dapat menjamin kebutuhan kelompok para penghuni Balai sampai dengan 5 tahun bahkan lebih. Huma tugal ini digarap selama setahun sekali oleh para penduduk Balai, hanya persawahan untuk menanam banih ringan saja yang cenderung akan berpindah-pindah.
Seni Tari Kanjar atau Kakanjaran ini bagi penduduk Balai bermakna gerak olah tari menahan kejahatan serta membuka pintu kebahagiaan agar warga Balai sehat, gagah, berani, kuat bekerja dan mendapat hasil yang melimpah. Tari Kakanjaran dilaksanakan secara massal tua muda, seluruh penghuni Balai yang sebelumnya didahului oleh tetuha adat atau Damang sebagai pembukaan.
Tarian ini masih dapat dijumpai di beberapa Balai di Kecamatan Loksado, seperti halnya di Balai Kukundu yang ada di Desa Urui, Balai Papangkaan yang ada di Desa Muara Ulang, Balai Bidukun dan Balai Padang yang ada di Desa Malinau, serta di Balai Malaris yang ada di Desa Loklahung.
Tari Kanjar atau Kakanjaran ini termasuk ke dalam jenis tari tradisi. Tarian ini umumnya juga ada di dalam upacara adat Aruh Ganal atau Bawanang. Tarian ini merupakan tarian yang menggambarkan sikap persatuan dan juga kegotong-royongan dari masyarakat Dayak Meratus.
Tari Kakanjaran biasanya akan digelar di dalam selamatan banih ringan dan banih barat. Banih ringan sendiri merupakan padi yang baru dipanen dikelompok persawahan dengan curah hujan yang sedikit. Banih ringan adalah jenis padi yang dapat dengan cepat dipanen. Areal ladang untuk tempat menanam banih ringan ini umumnya tidak terlalu jauh dari lokasi Balai. Tanah huma tugal berpindah ini biasanya bisa ditanami oleh padi 5 tahun sekali atau lebih cepat lagi serta hasil panennya juga tidak seberapa. Banih ringan yang telah dipanen tersebut adalah untuk persediaan cadangan jangka pendek oleh para penduduk Balai.
Sedangkan untuk banih barat adalah padi tunggal pada tanah pegunungan yang umumnya dapat memakan waktu 7 hingga 10 tahun sekali digarap untuk ditanami padi. Pekerjaan ini dibutuhkan kerjasama dan tanggung jawab yang sangat besar untuk seluruh para penduduk Balai. Hasil huma banih barat umumnya dapat menjamin kebutuhan kelompok para penghuni Balai sampai dengan 5 tahun bahkan lebih. Huma tugal ini digarap selama setahun sekali oleh para penduduk Balai, hanya persawahan untuk menanam banih ringan saja yang cenderung akan berpindah-pindah.
Seni Tari Kanjar atau Kakanjaran ini bagi penduduk Balai bermakna gerak olah tari menahan kejahatan serta membuka pintu kebahagiaan agar warga Balai sehat, gagah, berani, kuat bekerja dan mendapat hasil yang melimpah. Tari Kakanjaran dilaksanakan secara massal tua muda, seluruh penghuni Balai yang sebelumnya didahului oleh tetuha adat atau Damang sebagai pembukaan.
Tarian ini masih dapat dijumpai di beberapa Balai di Kecamatan Loksado, seperti halnya di Balai Kukundu yang ada di Desa Urui, Balai Papangkaan yang ada di Desa Muara Ulang, Balai Bidukun dan Balai Padang yang ada di Desa Malinau, serta di Balai Malaris yang ada di Desa Loklahung.
Tari Kanjar atau Kakanjaran ini termasuk ke dalam jenis tari tradisi. Tarian ini umumnya juga ada di dalam upacara adat Aruh Ganal atau Bawanang. Tarian ini merupakan tarian yang menggambarkan sikap persatuan dan juga kegotong-royongan dari masyarakat Dayak Meratus.
Suka artikel berjudul Tari Kanjar atau Kakanjaran, Tarian Tradisional Dari Kalimantan Selatan, Yuk bagikan ke: